Tren Positif di Tengah Tantangan Global
Jakarta, 30 Januari 2025 – Perekonomian Indonesia terus menunjukkan tren positif meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan global. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal terakhir 2024 mencapai 5,2 persen, melampaui ekspektasi banyak ekonom.
Menurut laporan resmi BPS, pertumbuhan ekonomi yang stabil ini didorong oleh peningkatan konsumsi domestik, investasi yang terus meningkat, serta ekspor yang menguat berkat stabilitas harga komoditas unggulan seperti minyak sawit dan batu bara.
“Konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor ritel dan makanan & minuman,” ujar Kepala BPS, Andi Rahman, dalam konferensi pers di Jakarta.
Selain itu, peningkatan investasi asing langsung (FDI) juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurut data dari Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi pada tahun 2024 mencapai Rp1.400 triliun, naik 12 persen dibanding tahun sebelumnya.
Faktor lain yang mendukung stabilitas ekonomi adalah inflasi yang tetap terkendali. Bank Indonesia (BI) mencatat tingkat inflasi tahun 2024 sebesar 3,1 persen, berada dalam target yang ditetapkan pemerintah antara 2 hingga 4 persen.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir. Pada perdagangan pagi ini, rupiah berada di level Rp14.500 per dolar AS, menguat dari posisi Rp14.750 di akhir tahun lalu. Penguatan ini didorong oleh aliran masuk modal asing serta kebijakan moneter yang stabil.
Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid, tantangan global masih mengintai. Perlambatan ekonomi di China, ketidakpastian geopolitik, serta kebijakan suku bunga tinggi di Amerika Serikat menjadi faktor eksternal yang dapat mempengaruhi ekonomi nasional.
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis bahwa Indonesia mampu menghadapi tantangan tersebut. “Fundamental ekonomi kita kuat, APBN kita tetap sehat, dan daya beli masyarakat tetap terjaga. Kita akan terus mengupayakan kebijakan yang fleksibel untuk menjaga momentum pertumbuhan,” ujarnya dalam sebuah wawancara.
Dua sektor yang menunjukkan perkembangan pesat adalah industri digital dan manufaktur. E-commerce, fintech, dan sektor digital lainnya mengalami lonjakan pengguna selama tahun 2024, didorong oleh perubahan perilaku masyarakat yang semakin mengadopsi teknologi.
Selain itu, sektor manufaktur juga mengalami peningkatan dengan indeks PMI manufaktur Indonesia berada di level 52,3 pada Januari 2025, menunjukkan ekspansi yang berkelanjutan. Industri kendaraan listrik dan komponen baterai menjadi sektor yang berkembang pesat, didorong oleh investasi dari perusahaan global.
Para ekonom memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh sekitar 5,3 persen pada tahun 2025, seiring dengan stabilnya permintaan domestik dan peningkatan ekspor. Namun, pemerintah diharapkan tetap waspada terhadap risiko eksternal seperti harga energi global dan dinamika pasar keuangan internasional.
Dengan kebijakan yang adaptif dan dukungan dari sektor swasta, Indonesia berpeluang besar untuk mempertahankan tren pertumbuhan positif di tengah ketidakpastian global.