Perjalanan Panjang bangsa Indonesia dalam memilih dan menetapkan Ibu Kota Negara (IKN) telah menjadi integral dari sejarah kita. Sejak Batavia hingga Jakarta, dan kini Nusantara, yang setiap keputusannya membawa dampak besar terhadap perkembangan negara Indonesia. Pemberian nama Nusantara dipilih dengan pertimbangan yang mendalam dan memiliki makna penting dari berbagai aspek historis, sosiologis, dan filosofis. Keputusan ini mencerminkan upaya untuk menghubungkan masa lalu, mengatasi tantangan saat ini, dan merancang visi masa depan Indonesia.
Sebenarnya sebelum di putuskannya nama Nusantara untuk IKN, ada 80 lebih nama yang di sampaikan ke presiden. Beberapa diantaranya adalah Nusantara Jaya, Negara Jaya, Nusa Jaya, Pertiwipura, Cakrawalapura, dan Kertanegara. Meninjau usulan dari nama-nama tersebut yang akan digunakan untuk Ibu Kota Negera Indonesia, pemerintah memanggil para pakar ahli sejarah, dan ahli Bahasa.
Berdasarkan tinjauan dan pertimbangan yang matang, pemerintah akhirnya memutuskan kata “Nusantara” sebagai Ibu Kota Negara. Kala itu, keputusan tersebut di ungkapkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Rapat Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) dengan Pemerintah.
Dengan memilih nama Nusantara untuk Ibu Kota Baru, pemerintah seolah ingin menghubungkan kembali Indonesia dengan akar sejarahnya yang kuat. Sejarah mencatat bahwa nama Nusantara telah digunakan sejak jaman kerajaan Majapahit pada abad ke-14 oleh Patih Gajah Mada dalam Sumpah Palapa, yang menggambarkan keinginannya untuk menyatukan kepulauan yang tersebar di seluruh wilayah yang sekarang dikenal sebagai Indonesia. Istilah ini adalah upaya pemerintah untuk mengingatkan kembali bangsa ini pada cita-cita besar di masa lampau, yakni persatuan yang pernah diimpikan oleh para leluhur bangsa.
Nama Nusantara tidak hanya mengandung makna kebesaran sejarah, tetapi juga semangat untuk menghidupkan kembali rasa persatuan kesatuan di era modern. Selain itu, secara sosiologis Nusantara mencerminkan kebhinekaan Indonesia yang kaya akan berbagai suku, bahasa, dan budaya. Sebagai negara dengan lebih dari 17.000 pulau, ratusan Bahasa, dan berbagai budaya. Dalam hal ini, nama Nusantara diharapkan menjadi komitmen pemersatu di tengah-tengah keberagaman sebagaimana salah satu pilar utama bangsa.
Dengan akar keberagaman yang kuat dan sejarah persatuan, Nusantara mengandung filosofi yang mendalam mengenai jati diri bangsa tentang kesatuan dan keberagaman. Artinya, hal ini selaras dengan semboyan nasional "Bhinneka Tunggal Ika," yang menekankan pentingnya menjaga kesatuan meskipun terdapat berbagai perbedaan. Filosofi Nusantara menyiratkan bahwa Indonesia adalah negara yang terus berkembang dan maju, tetapi tidak meninggalkan nilai-nilai luhur dan selalu menjaga akar budayanya.
Penanaman nilai- nilai tersebut menegaskan bahwa Indonesia memiliki visi masa depan yang kuat pada identitasnya. Nama Nusantara menjadi pengingat bahwa kemajuan dan modernitas harus berjalan seiring dengan pelestarian nilai-nilai lokal dan tradisional.
IKN Nusantara seharusnya menjadi model bagaimana sebuah kota modern dapat tumbuh dan berkembang tanpa harus kehilangan akar budayanya. Hal ini adalah tantangan yang tidak mudah, namun sangat penting untuk memastikan bahwa IKN Nusantara diharapkan memiliki dampak positif yang berkelanjutan bagi seluruh bangsa Indonesia. Sehingga dapat menjadi semangat untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045.
Penulis : Revi Yuli Mariska